LIMAPULUH KOTA, METRO – Umurnya masih 16 tahun, dan duduk di bangku kelas I SMA di Kecamatan Situjuah Limo Nagari, Kabupaten Limapuluh Kota. Tapi, kelakuan MS tak mencerminkan seorang pelajar. Remaja ini berani mencuri dan menggasak uang senilai Rp17 juta, cincin emas dan liontin dari rumah seorang warga di kampungnya.
MS mencuri di rumah Ngulu Eka, orang kaya di kampungnya Nagari Situjuah Banda Dalam. Berbekal satu obeng, MS layaknya pencuri professional berhasil masuk ke dalam rumah korban yang tengah kosong. Ia masuk melalui jendela belakang rumah, lalu memasuki kamar korban.
”Pelaku di bawah umur ini berhasil menggasak uang tunai senilai Rp17 juta dan perhiasan emas milik korban. Kita berhasil mengamankan pelaku di sekolahnya pada Kamis (2/2) lalu,” ungkap Kapolres Payakumbuh AKBP Kuswoto melalui Kasat Reskrim Iptu Wawan Dermawan, Kamis (9/2).
Aksi MS dilakukan pada Jumat (27/1) lalu, sekitar pukul 08.30 WIB. Setelah berhasil membawa kabur uang tunai dan perhisan emas, MS pergi ke sungai, tidak jauh dari rumah korban Ngulu Eka. Di sungai itu, MS membuang obeng yang dipergunakan untuk mencongkel jendela rumah dan lemari tempat penyimpanan uang dan emas.
Korban Ngulu Eka baru tahu rumahnya dimasuki maling, saat melihat jendela rumah terbuka. Ketika masuk ke dalam, ia melihat lemari juga terbuka.
”Korban datang melapor jika sejumlah uang tunai dan perhiasan emas hilang. Setelah melakukan penyelidikan, akhirnya diketahui pelaku adalah seorang siswa SMA di Situjuah Limo Nagari, berinisial MS,” sebut Iptu Wawan.
Mengaku untuk Beli Baju
Mirisnya, kepada penyidik MS mengaku jika dia mencuri untuk membeli baju seragam sekolah yang sudah usang. Tapi, itu tidak alasa utama. Pasalnya, pelaku juga ingin punya uang untuk membeli baju sehari-hari serta uang belanja ke sekolah.
Tidak itu saja, anak pasangan petani di Situjuah Banda Dalam itu, juga menghabiskan uang itu untuk bermain Timezone di Ramayana, Kota Payakumbuh. Meski sudah berbelanja cukup, uang hasil curian itu masih tersisa Rp5,3 juta kemudian 4 cincin emas dan liontin masih disimpan di rumah.
”Baju sekolah saya sudah usang, uang untuk belanja ke sekolah juga tidak ada. Baju sehari-hari yang saya pakai juga sudah usang-usang, jadi saya ingin membeli baju harian. Saya juga main Timzone, dan sisa uang saya simpan di rumah,” sebut MS, di hadapan penyidik, Kamis (9/2), didampingi orang tua perempuannya, yang tak kuasa menahan tangis melihat kelakuan putranya.
Siswa kelas 1 SMA itu, menyebut jika dia sudah beberapa kali mencuri. Ternyata, MS mencuri juga terdorong karena melihat tetangga rumah yang kaya dan berpunya. “Saya juga melihat dia orang kaya, karena itu saya berfikir dia punya uang banyak,” tutur MS. Dari kelakuannya itu, MS pernah diamankan di Polsek Situjuah dalam kasus yang sama.
Sementara itu, orang tua MS di hadapan penyidik, terlihat pasrah saja dengan kelakuan nakal anaknya itu. Karena sudah kesal, bahkan orang tua MS tidak mau membuat surat pernyataan agar anaknya tidak ditahan.
”Dia memang nakal pak. Sekarang, saya pasrah saja,” sebut orang tua MS.
Dari pemeriksaan terakhir, Kasat Reskrim Iptu Wawan Dermawan menyebut, jika pengakuan pelaku terpaksa mencuri karena baju sekolah sudah lusuh, tidak benar.
”Itu akal-akalan dia aja, padahal uang hasil curian pergunakan untuk berfoya-foya dengan teman-temannya. Pelaku bermain-manin di pusat perbelanjaan. Padahal uang jajannya dan baju sekolahnya selalu dikasi orangtuanya, begitu juga baju yang dipakainya sehari-hari,” jelas Iptu Wawan.
Kini, kasusnya sudah dilimpahkan ke Kejaksaan Negeri Payakumbuh. Kemudian MS, juga ditahan dan ancaman hukuman atas perbuatannya melakukan aksi pencurian sudah berkali-kali, di atas 7 tahun penjara. (us)