Salon Esek-Esek Padang Teater Diobrak-abrik

PADANG, METRO – ”Sabana mambana awak pak. Kulik kondom tu dibawo mancik kamari mah, pak. Indak awak yang makai do, pak. Jan dibawo barang-barang awak tu. Mambana wak, pak,” teriak pemilik salon, Indri yang “manggaleh” di kompleks salon esek-esek Kompleks Padang Teater, Pasar Raya Padang, kepada petugas Trantib Dinas Perdagangan yang dikawal TNI dan Polri, Rabu (1/2).
Perempuan itu tidak terima peralatan ‘nyalonnya’ diobrak-abrik dan dibawa petugas yang sedang melakukan penertiban di lokasi itu. Dari dalam salon Indri, petugas menemukan bungkus kondom di bawah tempat tidur.
Sontak saja perkataan Indri membuat petugas dan juga orang-orang yang menyaksikan penertiban senyum-senyum sendiri. Dari kejauhan, sejumlah suara petugas juga berteriak kata-kata balasan dalam keriuhan.
”Mano pulo mancik bisa pakai kondom,” sorak petugas yang kemudian mengangkat barang barang milik Indri ke truk yang sudah disediakan. Salon Indri adalah satu dari salon-salon yang ditertibkan petugas Trantib Dinas Perdagangan. Rabu (1/2), ada sekitar 20-an salon yang ditertibkan petugas.
Semua peralatan ’nyalon’ mereka dibawa. Mulai dari tempat tidur, tirai, kursi, etalase hingga kondom. Semua benda-benda itu dijadikan barang bukti.
Dari penertiban yang dimulai sejak pagi itu, petugas menemukan sekitar 300 bungkus kondom. Semua alat kontrasepsi itu disita petugas dari salon-salon yang sudah berkali-kali dirazia dan ditertibkan itu.
Tak hanya petugas, aksi penertiban itu juga menarik bagi pedagang lain. Sehingga Padang Teater menjadi tontonan pedagang dan pengunjung pasar.
Operasi penertiban ini cenderung berjalan aman. Setelah barang barang dibawa dengan truk, petugas kemudian menggembok dan menyegel kios-kios tersebut.
Kepala Dinas Perdagangan yang memimpin penertiban, Endrizal menyebutkan, penertiban di Kompleks Padang Teater merupakan operasi lanjutan. Sebelumnya, sekitar bulan September 2016 lalu, petugas dan pengelola salon sudah menandatangani perjanjian. Bahwa mereka diminta tidak lagi berbuat maksiat.
”Jika kedapatan berbuat maksiat di dalam salon, maka salon mereka ditutup. Untuk memberikan efek jera, pada Rabu kemarin petugas mencoba memasuki tiga salon pada pagi hari,” sebut Endrizal.
Dari tiga salon itu petugas dengan mudah menemukan puluhan bungkus kondom di dalam etalase.
Berbekal barang bukti itulah petugas kemudian menggeledah semua salon dan membawa peralatan mereka. ”Kalau mau beraktivas lagi boleh. Tapi harus buat surat perjanjian lagi dengan kita bahwa tidak akan berbuat maksiat,” sebut Endrizal.
Dikatakan Endrizal, ada 29 kedai yang ada di kompleks itu termasuk kedai minuman. Namun salon berjumlah 19 unit. Selama ini, pihaknya memang memungut retribusi harian dari pemilik salon.
Sementara pantauan POSMETRO PADANG, lokasi salon esek esek Padang Teater ini, masih jadi tempat favorit bagi pria hidung belang “kelas teri”. Hal itu dibuktikan dari banyaknya kondom yang disita petugas dari lokasi.
”Kadang-kadang urang iko bukak order sajak Subuh bagai. Untuk apak-apak ‘tasasak’ parak siang,” sebut salah seorang pedagang, In.
Razia Tidak Mempan
Dari catatan POSMETRO PADANG, penertiban, razia bahkan penyegelan sudah sering dilakukan di Kompleks Padang Teater. Dalam catatan koran ini, pada September 2015, puluhan salon di Padang Teater ditutup dan digembok oleh petugas Sat Pol PP. Dalam penertiban kala itu, terjadi perang mulut antara petugas dengan para pemilik salon karena tidak mau tempatnya ditutup secara paksa oleh petugas.
Endrizal saat itu mengatakan, razia dan penyegelan dilakukan karena para pengelola salon telah melanggar kesepakatan bahwa mereka tidak boleh melakukan perbuatan asusila. Apabila didapati, maka semuanya akan ditertibkan dan disegel.
Seakan tidak takut dengan larangan yang sudah dikeluarkan Pemko Padang, para pemilik salon kembali membuka tempat tersebut untuk menawarkan jasa potong rambut dan pijat tersebut.
Buktinya, pada April 2016, ketika petugas gabungan Pemko Padang melakukan razia di lokasi yang sama, ternyata bisnis esek-esek itu terus berjalan. Sekitar 26 salon di Padang Teater masih beroperasi. Ketika petugas menyisiri satu persatu salon dan kedai, ditemukan kondom bekas pakai dibuang dan ditumpuk di ember.
Di salah satu salon, petugas menemukan 10 kondom bekas pakai di dalam ember. Dinas Pasar Kota Padang dan Sat Pol PP akhirnya menutup salon esek-esek tersebut. (tin)

Exit mobile version