PADANG, METRO–Diduga keracunan usai menyantap memakan sosis solo dari Hoya Bakrey, enam orang harus dirawat di RS Yos Sudarso Padang. Keenam korban berasal dari PMI Kota Padang dan Kakanwil Kemenkum HAM Sumbar, yang memakan makan terbuat dari telur, daging dan kentang, pada acara berbeda.
Keenam korban dilarikan ke RS Yos Sudarso pada Rabu (25/1) sekitar pukul 14.00 WIB. Kemarin, seluruh pasien sudah diperbolehkan pulang dengan status rawat jalan. Enam korban adalah, Ayu Ferbriana (25), Efina Sukarti (52), Rika Novita Sari, (24), Oyong Liza (39), Loli Septriningsih (26) M. Taufikqurrahman (34).
Humas Rumah Sakit Yos Sudarso Yudi Agus Saptoyo mengatakan, rumah sakit menerima enam pasien diduga keracunan makanan. Pasien masuk ke IGD. Tetapi, setelah diberikan obat dan berdasarkan hasil pemeriksaan dokter para pasien tersebut dibolehkan pulang kembali.
”Kondisi seluruh pasien saat pertama masuk mengalami mual dan muntah. Dokter langsung memberikan obat dengan cara disuntikkan. Setelah Itu kondisi mereka membaik,” kata Yudi.
Selain itu, Blasius P. Libu Naen, Penanggung Jawab IGD Yos Sudarso, menambahkan enam pasien diketahui tengah mengikuti acara PMI Padang dan Kanwil Kemenkumham. Setiba di rumah sakit langsung ditangani dengan memberikan obat (injeksi) menyuntikkan ke tubuh pasien.
Blasius menjelaskan, keenam pasien pulang karena tingkat keracunan masih ringan. Jika keracunan sedang, sudah pasti akan dirawat.
“Pasien diminta kontrol ulang kalau ada keluhan. Dampak yang paling terburuk seandainya korban telat ditangani adalah bisa mengakibatkan keringat dingin, muntah hebat berkepanjangan, dehidrasi bahkan bisa menyebabkan kematian,” jelas Blasius.
Sementara, korban keracunan, Rika Novita Sari mengatakan, setelah beberapa jam memakan sosis Solo yang berbentuk seperti risoles itu, ia merasakan mual dan muntah. Kemudian ia dibawa oleh rekan-rekannya ke rumah sakit.
”Saya sempat ditolong rekan-rekan di PMI. Tapi mualnya semakin hebat, bahkan muntah-muntah,” kata Rika.
Terpisah, Rivai salah seorang rekan korban keracunan Oyong Liza mengatakan sebelum terjadinya keracunan, ketika itu ia bersama rekan-rekan mengikuti acara rapat fasilitasi di Kanwil Kemenkumham Sumbar, namun tiba-tiba setelah memakan makanan kotak tersebut, salah sorang korban merupakan tamu dari Pemkab Agam itu, mual dan muntah.
“Selain Oyong Liza, rekan-rekan lain yang memakan sosis Hoya Bakery itu, juga ada dari Kanwil Kemenkumham yang mengalami keracunan dan langsung dibawa ke RS Yos Sudarso yaitu Loli Septriningsih, dan M. Taufikqurrahman,” kata Rivai, staf Kanwil Kemenkumham ini.
Kasus Pertama
Terpisah, Manajer Oprasional Hoya Bakery Luki Adinugroho, mengatakan pihaknya sudah menerima laporan dari konsumen yang mengalami keracunan, setelah memakan sosis Solo. Namun, untuk memastikan apakah itu betul keracunan tersebut akibat dari produknya masih menunggu hasil uji labor dari BPOM.
”Petugas BPOM sudah mengambil sampel sosis solo itu untuk diperiksa dan di uji lab,” kata Luki.
Selain itu, Luki menambahkan, walaupun saat ini korban yang keracunan karena diduga mengkonsumsi produk yang dijualnya, tetapi pihaknya tetap bertanggung jawab sepenuhnya. Ia mengatakan telah berkoordinasi dengan pihak Kanwil Kemenkumham dan PMI Padang dan korban. Pihaknya juga langsung menanggung biaya pengobatan termasuk menunggui para korban sampai diperbolehkan pulang oleh dokter.
”Kami bertanggung jawab atas kejadian ini. Semua biaya pengobatan pasien ditanggung. Selain itu saya dengan karyawan juga pergi mengunjungi pasien untuk memastikan semua mendapat perawatan,” ungkap Luki.
Luki menambahkan, sejak berdirinya Hoya Bakery tahun 1980, ini merupakan kasus yang pertama dan ini merupakan satu musibah. Dengan adanya kejadian ini, Hoya Bakrey kembali mengevaluasi dan akan selektif lagi mulai dari bahan makanan hingga makanan sudah jadi.
”Jenis makanan sosis solo ini, telah kita tarik dari pasaran, dan kita tunggu hasil labnya bahan yang mana yang terkontaminasi. Setelah itu akan kita ganti suplyer bahannya agar kejadian seperti ini tidak terulang kembali. Kami tetap ingin menjaga kepercayaan konsumen selama puluhan tahun,” pungkasnya. (rg)
Komentar