PADANG, METRO – Goncangan gempa 6,6 SR yang terpusat di Bengkulu, Minggu (13/8) sekitar pukul 10.08 WIB, ternyata dirasakan dan sempat membuat kepanikan bagi masyarakat Kota Padang. Gempa tersebut tidak berpotensi tsunami dan juga tidak terjadi kerusakan bangunan di Kota Padang.
Kepala Pelaksana BPBD Kota Padang, Edi Hasymi mengatakan, sampai saat ini, dari pendataan yang telah dilakukan, gempa yang terjadi di Bengkulu tidak menyebabkan adanya kerusakan bangunan di Kota Padang. Karena guncangan gempa tidak terlalu keras terasa di Kota Padang.
“Hingga saat ini tidak ada laporan tentang kerusakan, lagian gempa juga tidak terasa kencang sampai di sini. Itu karena pusat gempa terjadi di Bengkulu, dan kita hanya merasakan guncangan sedikit saja. Selain itu, kita juga dapat laporan gempa itu tidak berpotensi tsunami,” kata Edi Hasymi.
Edi Hasymi mengatakan, situasi di Kota Padang sendiri setelah terjadinya gempa juga masih kondusif dan aman saja. Sejauh ini, pihaknya juga melakukan pemantauan dan terlihat masyarakat tidak terlalu panik. Pada saat gempa masyarakat hanya keluar dari dalam bangunan rumah maupun gedung-gedung.
“Kondisi masih aman, masyarakat tidak terlalu panik karena kekuatan gempa tidak terlalu tinggi di sini. Selain itu, masyarakat juga tidak ada yang sampai mengungsi akibat gempa ini, karena sudah diumumkan bahwa gempa tidak berpotensi terjadi tsunami,” ungkapnya.
Meskipun begitu, Edi Hasymi tetap mengimbau masyarakat untuk tetap waspada terhadap bencana yang bisa datang tiba-tiba. Selain itu, jika tejadi gempa, masyarakat jangan panik namun tetap tenang untuk menyelamatkan diri dari reruntuhan bangunan.
“Masyarakat tidak boleh terlalu panik jika terjadi gempa, yang harus dilakukan oleh masyarakat adalah menyelamatkan diri. Dengan begitu, jika terjadi bencana banyaknya korban jiwa bisa diminimalisir sehingga masyarakat bisa tetap aman,” ujarnya.
Sementara itu, Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho mengatakan telah terjadi gempa bumi dengan parameter sementara Kekuatan 6.6 SR pada tanggal 13 agustus 2017 sekitat pukul 10.08 WIB, dengan kedalaman 10 KM di 71 KM Barat Daya Bengkulu Utara dan gempa ini tidak berpotensi Tsunami.
“Gempa ini dirasakan kuat di Bengkulu Utara selama 10 derik. Masyarakat berhamburan keluar rumah. Warga setempat panik dan berhamburan keluar rumah. Bangunan rumah dirasakan bergetar dan perabotan rumah berjatuhan. Masyarakat sempay mencari tempat-tempat yang aman dan tinggi. Belum ada laporan korban jiwa dan kerusakan bangunan akibat gempa,” kata Sutopo.
Sementara itu, di Muko-Muko Bengkulu, gempa dirasakan kuat selama 5-10 detik. Masyarakat berhamburan keluar rumah. BPBD Muko-Muko belum dapat meneruskan informasi kepada masyarakat karena listrik padam saat gempa. Sampai saat ini juga belum ada laporan dampak gempa.
“Di Kepahiang Bengkulu, gempa dirasakan kuat selama 10 detik. Masyarakat panik dan berhamburan keluar rumah. Kursi, meja, lemari dan perabotan rumah bergetar. Di Lubuk Linggau, Kerinci, dan Bengkulu Selatan gempa dirasakan cukup kuat hingga kuat selama 5-10 detik. Masyarakat berhamburan keluar rumah. Belum ada laporan dampak gempa,” jelas Sutopo.
Sutopo menuturkan di pesisir Kota Padang, gempa dirasakan cukup kuat. Gempa dirasakan mengayun. Masyarakat panik dan berhamburan keluar rumah. BPBD masih melakukan pemantauan di lapangan. Gempa juga dirasakan hingga Muaralabuh dan Kerinci (perbatasan antara Sumatera Barat dan Jambi).
“Selain itu, di Tua Pejat, Kepulauan Mentawai, gempa dirasakan cukup kuat. Masyarakat ke luar rumah dan berkumpul di tempat yang aman. Kondisi permukaan laut tetap normal. BPBD menyampaikan kepada masyarakat tidak ada potensi tsunami. Gempa juga dirasakan di beberapa daerah di Sumatera Selatan,” ungkapnya.
Berdasarkan analisis peta gempa dirasakan, intensitas gempa dirasakan ringan hingga sedang. Intensitas gempa dirasakan daerah di Provinsi Bengkulu dirasakan IV-V MMI atau ringan hingga sedang, yaitu di Bengkulu V MMI, Kepahiang V MMI, Bengkulu Utara V MMI, Lubuk Linggau IV MMI, Kerinci IV MMI, Bengkulu Selatan IV MMI, Liwa IV MMI. Daerah-daerah di pesisir di Bengkulu Utara merasakan guncangan gempa yang lebih keras karena berdekatan dengan pusat gempa.
Sedangkan intensitas gempa dirasakan di Sumatera Barat dirasakan lemah yaitu Padang II-III MMI, Padang Panjang I-II MMI, Bunkittinggi I-II MMI, Pariaman II-III MMI, Tua Pejat Mentawai II-III MMI, Pesisir Selatan II-III MMI, Payakumbuh I-II MMI, dan Solok I-II MMI.
Analisis sementara berdasarkan peta intensitas guncangan dirasakan dan laporan dari BPBD diperkirakan gempa tidak menyebabkan dampak yang merusak massif. Umumnya bangunan akan mengalami kerusakan parah dan menimbulkan korban jiwa apabila intensitas gempa dirasakan di atas VI-VII MMI. BPBD saat ini masih melakukan pemantauan di daerah masing-masing. Laporan dampak gempa akan disampaikan kepada BNPB secepatnya. Pusdalops BNPB masih terus melakukan komunikasi dan koordinasi dengan BPBD.
“Kita menghimbau masyarakat untuk tetap tenang. Tidak terpancing pada isu-isu yang menyesatkan. Sistem informasi kegempaan dan tsunami di BMKG dan BNPB dapat mendeteksi kejadian gempa 5 menit setelah gempa dan kita akan langsung memberikan analisis dampak gempa,” pungkasnya. (rg)