Ia mengatakan, masih ada 11 perkampungan warga yang belum bisa dijangkau untuk menyalurkan bantuan via jalur darat. “Kita sudah minta bantuan ke komunitas Offroad Bekate, namun juga tidak bisa ditembus karena tingginya longsor,” katanya.
Dua unit alat berat, ekskavator dan bachko loader, dalam beberapa hari ini sudah membuka akses jalan darat ke Muaro Sungailolo. Pemerintah daerah juga sudah menetapkan 6 kecamatan yang terkena musibah itu dalam masa tanggap darurat. Salah seorang warga Jerry, 40, mengatakan, saat ini istrinya yang bertugas mengajar di Muaro Sungailolo kesulitan mendapatkan bahan makanan. Kabar terakhir yang dia dapat, kalau saat ini sejumlah warung yang menjual makanan ringan sudah tutup, karena tidak adalagi bahan makanan.
Ia juga mengatakan, kalau istrinya mengeluhkan persedian susu bayinya yang sudah habis. ”Kalau bisa minta tolong, saya bisa nitipkan susu buat anak dengan helipkopter pak. Anak saya harus minum susu,” ujarnya.
Sementara itu Sekda Syafei menyebutkan, bantuan lewat darat sudah berusaha disalurkan. Namun, memang bantuan itu belum sampai ke Muaro Sungailolo. Sebelumnya, banjir bandang, banjir dan tanah longsor menerjang Kabupaten Pasaman pada Minggu (7/2) malam. Bencana tersebut dipicu oleh curah hujang tinggi selama 2 hari berturut-turut di Pasaman. Tidak ada korban jiwa dalam bencana itu, namun kerugian materil mencapai Rp30 milliar.
Minggu (7/2) malam sekitar pukul 23.00 WIB, bencana banjir bandang menghantam Kampung Lambak, Kecamatan Panti. Batang Lambak meluap, Banjir disertai lumpur merendam perkampungan tersebut. Puluhan rumah terendam banjir dan belasan lainnya rusak. Sementara di Kecamatan Mapatunggul Selatan, tepatnya di Nagari Muaro Sungailolo, sebanyak 6400 jiwa masih terisolasi karena bencana longsor yang memutus akses ke kawasan setempat. Disisi lain, Dinas Pertanian Pasaman merilis sebanyak 340 haktar sawah warga rusak dna tidak bisa diolah lagi. Warga juga gagal panen. (y)













