PARIAMAN, METRO–Kasus pembunuhan sadis Fikri (38) yang ditemukan tergeletak bersimbah darah di pinggir jurang di Korong Koto Muaro, Nagari Gasan Gadang, Kecamatan Batang Gasan, Kabupaten Padangpariaman, pada Rabu (24/9) lalu, akhirnya terungkap.
Pasalnya, Tim Satreskrim Polres Pariaman berhasil menangkap pelaku yang sudah menikam korban Fikri. Pelakunya ternyata ayah kandung dari korban pencabuan NB (17) berinisial E. Diduga, E nekat melakukan pembunuhan itu lantaran tak terima putrinya dicabuli oleh korban Fikri.
Ditetapkannya E sebagai tersangka hingga ditangkap di wilayah Kecamatan Batang Gasan, pada Jumat dini hari (14/11), setelah Tim Satreskrim Polres Pariaman melakukan penyelidikan yang mendalam hingga didapatkan alat bukti.
Kasat Reskrim Polres Pariaman, Iptu Rio Ramadhan membenarkan penangkapan tersebut dan menyatakan penyelidikan masih berlanjut untuk membongkar motif penusukan secara utuh. Saat ini, pelaku masih menjalani pemeriksaan lanjutan usai ditangkap.
“Pelaku E sudah kita amankan dan kini menjalani pemeriksaan intensif di Mapolres Pariaman. Kami masih mendalami motif penusukan dan rangkaian lengkap peristiwa itu,” ujar Iptu Rio Ramadhan kepada wartawan.
Dijelaskan Iptu Rio, peristiwa dimulai dari laporan dugaan pencabulan yang dilayangkan keluarga NB ke SPKT Polres Pariaman pada 23 September 2025. Sedangkan Fikri ditemukan tewas keesokan harinya. Kasus ini pun langsung ditangani oleh Satreskrim Polres Pariaman.
“Berdasarkan hasil penyelidikan terungkap fakta selain kasus pembunuhan itu. Korban Fikri diduga kuat terlibat kasus pencabulan terhadap keponakannya sendiri berinisial NB. Selain dicabuli oleh Fikri, NB yang saat ini berusia 17 tahun, juga dicabuli oleh N, pria bertato yang fotonya sempat viral di media sosial yang juga dituduh oleh netizen membunuh Fikri. Namun, dari hasil penyelidikan, N tidak terlibat sama sekali dengan pembunuhan Fikri,” jelas Iptu Rio.
Kapolres Pariaman AKBP Andreanaldo Ademi mengatakan, aksi pencabulan itu sudah lama dilakukan oleh korban Fikri. Awalnya sering mengintip korban saat mandi. Kemudian pada Juli 2022 terjadi hubungan pertama dengan bujuk rayu dan ancaman, dan itu berlanjut satu hingga dua kali setiap minggu hingga Desember 2022.
“Fikri ditemukan kritis bersimbah darah pada Rabu malam (24/9) setelah pamit memeriksa ternak. Ia mengalami luka tusuk di bagian bawah ulu hati. Fikri sempat dilarikan ke RSUD Lubuk Basung namun nyawanya tidak tertolong,” tutur dia.












