Sementara itu usai apel, Wawako Maigus Nasir mengungkapkan langkah konkret Pemko Padang dalam meningkatkan kesiapan masyarakat menghadapi potensi bencana terutama gempa dan tsunami.
“Rabu, 5 November, Pemko melaksanakan Tsunami Drill terbesar di Indonesia. Simulasi ini akan melibatkan sekitar 200 ribu warga di 55 kelurahan dan 8 kecamatan yang berada di wilayah pesisir pantai Kota Padang,” ujar Maigus.
Ia menyebutkan, simulasi digelar pukul 10.00-11.00 WIB. Saat sirene berbunyi, warga yang berada di zona merah tsunami akan bergerak menuju titik Tempat Evakuasi Sementara (TES) yang telah ditetapkan. Apabila sedang berada di dalam ruangan, warga diharapkan untuk segera keluar ruangan jika memungkinkan.
Apabila tidak memungkinkan untuk keluar ruangan, warga diharapkan segera mencari tempat yang aman. Seperti di bawah meja, sudut ruangan, di bawah kusen pintu. Selain itu, warga diminta menghindari benda-benda yang mungkin menimpa, seperti pohon, tembok, tiang dan kabel listrik, papan reklame.
Ketika tanda gempa bumi berakhir, warga segera menuju titik kumpul dan mengecek kondisi anggota keluarga. Empat menit setelah sirene gempa berbunyi (pukul 10.04 WIB, akan dibunyikan sirene susulan, tanda akan terjadi tsunami.
Simulasi ini diperkirakan berakhir pukul 11.00 WIB. Warga kemudian kembali ke rumah masing-masing. Pemerintah Kota Padang berharap, 200.000 warga di 55 kelurahan mengikuti kegiatan ini dengan serius dan tertib.
“Pada saat kegiatan warga diminta melakukan evakuasi diri dengan berjalan cepat, tidak perlu berlarian atau menggunakan kendaraan. Kita tentu selalu berdoa semoga Padang selalu terhindar dari segala bentuk bencana. Namun simulasi ini penting untuk memastikan masyarakat tahu apa yang harus dilakukan ketika kondisi darurat benar-benar terjadi,” pungkas wawako. (brm)
















