“Kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya inflasi sebesar 3,98 persen (mtm) dengan andil 0,21 persen yang didorong oleh peningkatan harga emas perhiasan sebesar 13,99 persen (mtm) sejalan dengan penguatan harga emas global. Pemangkasan suku bunga The Fed dan instabilitas kondisi geopolitik menjadi penyebab penguatan harga emas,” tuturnya.
Abdul Majid menambahkan, secara spasial, hampir seluruh kabupaten/kota pencatat indeks harga konsumen (IHK) di Sumbar mengalami inflasi, kecuali Kabupaten Dharmasraya. Kota Padang mencatatkan inflasi tertinggi sebesar 0,52 persen (mtm), Kabupaten Pasaman Barat 0,41 persen (mtm), dan Kota Bukittinggi 0,16 persen (mtm). Sementara, Kabupaten Dharmasraya mencatatkan deflasi 0,20 persen (mtm). Secara kumulatif, perkembangan harga di Provinsi Sumbar hingga Oktober 2025 sebesar 3,87 persen (ytd), melampaui batas atas sasaran inflasi 2,51 persen.
“Oleh karena itu, Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Sumbar perlu penguatan strategi stabilisasi harga pangan agar tetap terkendali dan berada dalam rentang sasaran. Yang perlu dilakukan yakni menjaga kecukupan pasokan di masing-masing daerah, salah satunya dengan memperkuat kerjasama antar daerah. Intensifikasi Gerakan Pangan Murah (GPM) kepada masyarakat konsumen di seluruh kabupaten/kota di lokasi yang tepat sasaran dengan menjual komoditas pemicu inflasi, terutama cabai merah,” tutur Abdul Majid.
Strategi selanjutnya, kata Abdul Majid, memperkuat komunikasi publik yang efektif melalui penyebaran informasi jadwal pasar murah/GPM se-Sumatera Barat melalui media cetak,online, dan media sosial. Memperkuat koordinasi pengendalian inflasi antar instansi melalui penyelenggaraan rapat koordinasi TPID yang lebih intensif di tingkat provinsi dan kabupaten/kota.
“Dengan sinergi berbagai pihak yang terus diperkuat, TPID Sumatera Barat optimis program pengendalian inflasi pangan akan berjalan efektif. Komitmen ini akan terus dijaga untuk memastikan inflasi Sumbar tetap terkendali dalam rentang 2,51 persen (yoy) pada keseluruhan tahun 2025,” tutupnya. (rgr)
















