PADANG, METRO–Provinsi Sumatra Barat (Sumbar) kembali mengalami inflasi pada Oktober 2025. Berdasarkan data Indeks Harga Konsumen (IHK), inflasi secara umum tercatat sebesar 0,40% (mtm).
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Wilayah Provinsi Sumbar, M Abdul Majid Ikram mengatakan, pemicu utama terjadi inflasi disebabkan harga cabai merah dan emas. Dua komoditas ini menjadi motor utama lonjakan inflasi bulan lalu.
“Kenaikan harga cabai merah ini dipengaruhi oleh terbatasnya produksi lokal serta kelangkaan pasokan dari luar provinsi. Sementara itu, peningkatan harga emas perhiasan sejalan dengan penguatan harga emas global. Di sisi lain, laju inflasi yang lebih tinggi dapat tertahan oleh penurunan harga beberapa komoditas pangan, khususnya bawang merah,” ucapnya, Selasa (4/11).
Dijelaskan Abdul Majid, kelompok makanan, minuman, dan tembakau yang mencatatkan inflasi 0,47 persen (mtm) dengan andil 0,16 persen. Hal ini disebabkan oleh peningkatan harga cabai merah, ikan cakalang/ikan sisik, dan daging ayam ras.
“Cabai merah naik 21,76 persen (mtm) dampak terbatasnya pasokan dari sentra produksi lokal Sumbar maupun daerah sekitar, seperti Sumatera Utara dan Aceh karena musim kering yang terjadi pada masa tanam. Peningkatan harga ikan cakalang disebabkan oleh hasil tangkapan yang terbatas akibat kondisi cuaca yang kurang mendukung,” ucap Majid.
Sementara itu, kata Abdul Majid, kenaikan harga daging ayam ras dipengaruhi oleh meningkatnya harga pakan ternak. Di sisi lain, harga bawang merah turun 20,58 persen (mtm) sejalan dengan membaiknya produksi lokal dan stabilnya pasokan dari sentra nasional.
















