Operasi itu merupakan tindak lanjut laporan adanya aktivitas perambahan di kawasan Bentang Alam Seblat, yang menjadi koridor penting jalur alami migrasi Gajah Sumatera. Hasil pemetaan awal mengidentifikasi lima titik dugaan pembukaan hutan. Meliputi kawasan Hutan Produksi, Hutan Produksi Terbatas, dan Taman Nasional Kerinci Seblat.
Sebelumnya pada 31 Oktober 2025 yang lalu, tim Resort TNKS telah memeriksa dan menemukan bukaan lahan baru sekitar 3 sampai 4 hektare yang diduga dilakukan pada bulan September 2025. Fakta ini mengindikasikan adanya peningkatan aktivitas perambahan dalam beberapa bulan terakhir.
Dalam operasi tanggal 2 November, tim gabungan melakukan pemasangan papan larangan, penandaan garis PPNS Line, serta pengumpulan bahan keterangan (Pulbaket) dan penyelidikan awal terhadap pihak yang diduga terlibat. “Langkah cepat ini menunjukkan keseriusan pemerintah dalam menghentikan perusakan kawasan hutan serta menjaga fungsi ekologis Bentang Seblat,” tegas Rohmat.
Selain langkah penegakan hukum, pemerintah menyiapkan rencana pemulihan ekosistem melalui kolaborasi dengan pemerintah daerah, perusahaan yang beroperasi sah di sekitar kawasan, serta lembaga konservasi dan masyarakat. Fokus utama kolaborasi ini mencakup beberapa kegiatan. Meliputi rehabilitasi area yang telah terbuka, penertiban akses masuk liar, dan penguatan sistem monitoring satwa kunci, khususnya Gajah Sumatera.
Upaya pemulihan akan dilakukan melalui penanaman kembali vegetasi alami. Termasuk tanaman pakan gajah di sepanjang koridor. Serta penanaman barrier tanaman yang tidak disukai gajah. Seperti eucalyptus, di batas yang berdekatan dengan permukiman masyarakat. (jpg)














