PADANG, METRO–Kabar kurang sedap kembali datang dari dunia olahraga pelajar Sumatera Barat (Sumbar). Bukan tentang kekalahan atau menurunnya prestasi, melainkan masalah lama yang terus berulang. Yakni, minimnya perhatian pemerintah terhadap atlet pelajar yang justru tengah bersiap mengharumkan nama daerah.
Kritik tajam datang dari pemerhati olahraga Sumbar yang juga wartawan senior, Agusmardi, Kamis (16/10). Dia mengungkapkan keprihatinan mendalam atas nasib kontingen Sumbar yang akan berlaga di ajang Pekan Olahraga Pelajar Nasional (POPNAS) XVII/2025 di Jakarta pada 1–10 November mendatang.
“Mereka itu bukan atlet sembarangan. Anak-anak ini sudah berjuang mati-matian di kualifikasi. Tapi sekarang malah diminta membiayai sendiri keberangkatan mereka ke POPNAS. Ini jelas sangat menyedihkan,” ujarnya.
Agusmardi menilai, situasi ini sangat bertolak belakang dengan semangat “Sumbar Madani” yang kerap didengungkan.
“Di atas kertas kita bicara visi besar, tapi ketika ada momentum penting seperti ini, justru pembinaan atlet muda diperlakukan ala kadarnya. Apa benar begitu cara kita menghargai calon-calon juara masa depan,” tegasnya.
Dia mempertanyakan kinerja dan komitmen Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Sumbar yang seolah tidak menjadikan keikutsertaan kontingen POPNAS sebagai prioritas dalam penganggaran.
“Bukankah ini agenda nasional dua tahunan. Mengapa terlihat seperti tidak ada jalan keluar sama sekali,” tanyanya heran.
Lebih memprihatinkan lagi, Agusmardi menyebut bahwa usulan anggaran dari Dispora Sumbar untuk keberangkatan kontingen tidak mendapat perhatian dari DPRD.
“Kalau benar begitu, maka jelas sudah, banyak wakil rakyat kita yang tidak memahami betapa strategisnya ajang seperti POPNAS ini bagi pembinaan atlet jangka panjang,” kritiknya tajam.
Menurutnya, atlet pelajar Sumbar tidak seharusnya diperlakukan sebagai beban. “Kalau sudah begini, apakah mereka dianggap sebagai aset atau justru dianggap merepotkan?. Ini harus dijawab dengan jujur oleh para pengambil kebijakan,” tegasnya.
Agusmardi juga menyoroti perbedaan mencolok dengan DKI Jakarta sebagai tuan rumah, yang telah menyiapkan semuanya dengan matang, termasuk tema “Berprestasi untuk Negeri” yang digaungkan secara nasional. Sementara di Sumbar, gaungnya nyaris tidak terdengar.
















