Pertumbuhan tertinggi tercatat pada kredit investasi sebesar 13,86 persen, disusul kredit konsumsi 7,89 persen dan kredit modal kerja 3,53 persen yoy.
“Selanjutnya, porsi kredit Buy Now Pay Later (BNPL) perbankan tercatat sebesar 0,30 persen dari total kredit perbankan dan terus mencatatkan pertumbuhan yang tinggi secara tahunan,” kata Dian Ediana Rae.
Menurut laporan dalam Sistem Layanan Informasi Keuangan (SLIK) OJK, per Agustus 2025 baki debet kredit BNPL tumbuh 32,35 persen yoy menjadi Rp24,33 triliun, dengan jumlah rekening mencapai 29,33 juta rekening.
Dari sisi penghimpunan dana, Dana Pihak Ketiga (DPK) tumbuh 8,51 persen yoy menjadi Rp9,39 kuadriliun, dengan komposisi pertumbuhan giro 15,01 persen, tabungan 5,52 persen, dan deposito 5,73 persen.
Likuiditas perbankan pun tetap memadai, dengan rasio Alat Likuid terhadap Dana Pihak Ketiga (AL/DPK) di level 27,25 persen, jauh di atas ambang batas minimal 10 persen.
Kualitas aset perbankan juga tetap terjaga dengan rasio kredit bermasalah (Non-Performing Loan) gross stabil di 2,28 persen dan NPL net 0,87 persen.
Sementara itu, rasio kecukupan modal (Capital Adequacy Ratio/CAR) berada di level 26,03 persen, menandakan ketahanan perbankan nasional masih kuat menghadapi ketidakpastian global. (jpg)
















