Penetrasi ke komunitas Islam dilakukan secara aktif melalui kantor regional BSI. Setiap wilayah telah memiliki person in charge (PIC) untuk mendatangi pesantren, masjid, sekolah Islam, hingga kampus-kampus Islam. Beberapa wilayah prioritas antara lain Aceh, Jawa Timur, Jawa Tengah, serta Nusa Tenggara Barat (NTB) yang dikenal memiliki komunitas pesantren besar.
Secara bisnis, segmen emas menjadi salah satu fokus utama perseroan saat ini. Dengan total portofolio emas Rp 17,7 triliun. Dalam bentuk cicil dan gadai emas. “Kami menargetkan di 2030 akan menjadi Rp 100 triliun. Karena roadmap kami lima tahunan,” ungkapnya.
BSI juga menargetkan cabang di Arab Saudi mulai beroperasi pada kuartal II 2026. Memastikan seluruh persiapan berjalan sesuai jadwal. Tentunya setelah izin operasional resmi diterbitkan oleh otoritas setempat.
“Cabang Jeddah itu izinnya kan sudah keluar. Tahun depan kita akan mulai operasi di sana,” katanya.
Tim pembimbing cabang sudah ditentukan. Mereka sedang mempersiapkan seluruh kebutuhan operasional. “Para pembimbing cabang sudah kita tentukan, mereka sekarang sudah mulai memperÂsiapkan, termasuk juga kita intens dengan BPKH untuk nanti kolaborasi di sana. Jadi BSI dan BPKH akan banyak kolaborasi di sana,” bebernya.
Langkah ekspansi ke Arab Saudi menjadi bagian dari strategi BSI memperkuat layanan keuangan syariah global. Juga memberi kemudahan bagi jamaah haji dan umrah asal Indonesia dalam mengakses layanan keuangan sesuai prinsip syariah. (jpg)
















