JAKARTA, METRO–Salah satu tantangan dalam mengembangkan ekonomi dan keuangan syariah (eksyar) adalah meningkatkan literasi dan inklusi. PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) terus memperluas akses perbankan ke masyarakat. Termasuk layanan emas ke pesantren.
“BSI tentu saja akan sangat mendukung. Karena bagian dari ekosistem ekonomi dan keuangan syariah agar bisa tumbuh,” kata Direktur Utama BSI Anggoro Eko Cahyo saat ditanyai Jawa Pos dalam Indonesia Sharia Economic Festival (ISEF) di JIExpo Kemayoran, Rabu (8/10).
Sejak bullion bank diluncurkan 25 Februari lalu, lanjut dia, total tabungan emas mencapai 1,15 ton dari 200 ribu nasabah hingga akhir September 2025. Menabung emas turut memberi alternatif investasi yang aman. “Kapanpun nasabah butuh uang, mereka bisa gadai atau cicil emas. Jadi itu salah satu kemudahan bagi nasabah punya emas,” imbuhnya.
BSI akan terus mendukung upaya Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo dan Menko PerekonoÂmian Airlangga Hartarto dalam memperkuat ekoÂsistem ekonomi syariah nasional. Salah satunya, memÂperluas penetrasi ke komunitas pesantren. SaÂlah satunya, mengembangkan strategi digital melalui Byond.
Lewat super apps tersebut, masyarakat bisa membeli emas mulai dari Rp 50 ribu. Memiliki fitur yang inklusif. Memungkinkan siapa saja untuk mulai berinvestasi emas. Termasuk para santri dan pengurus pesantren.
“Kami jemput bola. Mengajak para santri dan pengurus pesantren untuk download aplikasi Byond. Mereka bisa cek saldo harian, lihat pergerakan harga emas, dan langsung bisa beli, gadai, atau jual emas juga bisa,” jelas Anggoro.
















