Lebihjauh dijelaskan Tristi Antoni, bahwa dalam kegiatani ini, sejumlah parameter fisik dan kimia air diukur langsung di lokasi menggunakan peralatan khusus. Parameter tersebut meliputi suhu air. Memengaruhi laju metabolisme biota air dan ketersediaan Oksigen Terlarut. Daya Hantar Listrik (DHL): Bertindak sebagai indikator total padatan terlarut (seperti mineral dan garam) yang menunjukkan tingkat salinitas atau kandungan ionik dalam air. Oksigen Terlarut (DO) mengukur ketersediaan oksigen yang mutlak diperlukan bagi semua kehidupan akuatik.
Kekeruhan, mengukur jumlah materi tersuspensi yang membuat air keruh, sering kali mengindikasikan tingkat erosi atau limpasan sedimen.
Proses Pengambilan Sampel yang Steril
Selain pengukuran langsung, tim juga melakukan pengambilan sampel air secara cermat dengan mengikuti teknik yang steril. Setiap sampel air dimasukkan ke dalam botol khusus dan diberi label lengkap—mencantumkan lokasi spesifik (Hulu Batang Lunto, Hilir Lasi, atau Hulu Lasi), waktu, dan tanggal—untuk menjamin ketertelusuran data saat nantinya dianalisis lebih lanjut di laboratorium.
Langkah kolaboratif ini menegaskan komitmen Pemkot Sawahlunto melalui DPKP2LH dalam menjaga kelestarian sumber daya air. “Jaga Sungai Kita, Jaga Kehidupan! Mari bersama-sama pastikan kelestarian sungai demi masa depan Sawahlunto yang lebih baik,” demikian pesan yang disampaikan oleh tim ekspedisi. Data dari kegiatan ini diharapkan menjadi pijakan penting untuk menyusun kebijakan lingkungan yang berkelanjutan.(pin)
















