Yota Balad juga menjelaskan, Pemko Pariaman telah melakukan MoU dengan Pemprov DKI Jakarta agar hasil panen kita bisa dijual kesana dengan harga yang lebih tinggi. “Sehingga para petani kita tidak pusing lagi kemana berasnya akan dijual dan tentunya dengan harga yang tinggi,” ujarnya.
Ia meminta para penyuluh pertanian terus mendampingi para petani dengan teknologi yang ada sehingga varietas padi kita bisa berkembang. “Jika biasanya panen padi dua (2) kali dalam setahun maka bukan tidak mungkin bisa tiga (3) kali dalam setahun,” ujarnya.
Plt. Kepala Dinas Pertanian, Pangan dan Perikanan (DPPP) Kota Pariaman, Marlina Sepa mengatakan, kurang lebih seluas 87 hektare sawah di Desa Sungai Pasak ini. “Kondisi saat ini serangan hama wereng ini sudah sampai ke persawahan warga di desa ini. Oleh sebab itu kita lakukan antisipasi agar tidak menyebar dengan cara melakukan penyemprotan secara merata. Kita mengapresiasi tindakan Kepala Desa Sungai Pasak yang secara sigap melakukan gerakan pengendalian hama ini sesegara mungkin,,” terangnya.
Marlina Sepa menyebutkan, yang paling penting itu adalah bagaimana pengolahan tanah yang sempurna, varietas padi yang ditanam harus begiliran dan tahan terhadap hama wereng, tanam secara serentak. “Sistem ranam serentak ini salah satu upaya dalam pengendalian hama, jika tidak serentak maka hama ini akan pindah kelahan berikutnya,” tambahnya mengakhiri. (efa)
















