“Kami masih melakukan pengejaran terhadap pelakunya. Biar kami tangkap dulu. Hasil visum korban dari RS Bhayangkara Padang sudah kami terima. Korban meninggal karena pendarahan hebat setelah ditusuk di ulu hati,” ungkap Iptu Rio.
Awal Petaka bagi Fikri
Sebelum menjadi korban pembunuhan, Fikri dikabarkan sempat mendapat ancaman dari terduga pelaku. Keluarga menyebut, ancaman akan dibunuh itu disampaikan lewat pesan WhatsApp. Pelaku juga diduga sebagai pencabul anak korban.
Isi pesannya, memperingatkan korban agar tidak melapor ke polisi. Jika tetap melapor, ia akan dihabisi. “Informasi ini sedang kami dalami. Kami mencari bukti dan motif di balik pembunuhan di Gasan Gadang,” kata Iptu Rio.
Ternyata, ancaman itu benar-benar terjadi. Tepatnya pada Rabu malam (24/9). Saat itu, Fikri berpamitan keluar rumah untuk mengecek ternak sapi di belakang rumah. Namun, ia tidak kembali hingga larut malam.
Anak korban yang menyusul ke kandang hanya menemukan sandal milik ayahnya. Keluarga dan warga kemudian mencari bersama. Mereka akhirnya menemukan korban tergeletak dekat jurang dalam kondisi bersimbah darah. (*)














