Selain memudahkan akses, jalur pendakian yang terbentang sepanjang hutan lebat ini menyajikan panorama alam yang memesona. Salah satu daya tarik utama adalah Air Terjun Blangir yang berada di KM 2,9, serta keragaman flora dan fauna yang masih alami.
Kepala Balai Besar TNKS, Hadinata, menambahkan bahwa jalur ini juga menawarkan pengalaman unik bagi para pecinta alam, seperti pengamatan burung endemik, termasuk Paok Schneider dan Cucak Kerinci.
Dengan tinggi Gunung Kerinci yang mencapai 3.805 meter di atas permukaan laut, jalur pendakian ini memang tergolong berat (Grade IV), sehingga pendaki harus didampingi pemandu profesional. Namun, Hadinata menegaskan bahwa pembukaan jalur ini dilakukan dengan hati-hati untuk memastikan tidak merusak ekosistem yang ada. “Jalur pendakian ini berada dalam Zona Pemanfaatan TNKS, yang artinya kami sudah memastikan bahwa fungsi kawasan tetap terjaga untuk tujuan wisata alam,” tegasnya.
Sebagai bagian dari upaya melestarikan alam, semua aktivitas pembangunan jalur ini diawasi secara ketat untuk memastikan bahwa prosesnya sesuai dengan regulasi lingkungan yang berlaku. Untuk memastikan pembukaan jalur tidak merusak ekosistem, selain sudah sesuai dengan fungsi kawasan, pihak TNKS juga selalu melakukan pengawasan saat proses pekerjaan peningkatan jalan wisata dilaksanakan. Sehingga pekerjaan tersebut selalu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. (jef)















