Selanjutnya, pengecekan ringan struktur, pengecatan ulang, dan audit sistem kelistrikan serta ventilasi. Jika hasil penilaian teknis ditemukan kerusakan sedang, seperti retakan pada kolom atau balok, maka pengujian material akan dilakukan secara menyeluruh, dan penguatan struktur akan dilakukan dengan teknologi tepat guna sesuai standar.
Namun jika kerusakan bersifat berat dan mengganggu stabilitas utama bangunan, area tentu akan segera dievakuasi total. Keputusan pembongkaran parsial atau total akan dipertimbangkan berdasarkan hasil evaluasi ahli.
“Jika muncul kerusakan tersembunyi setelah beberapa waktu, kami akan menyiapkan mekanisme pemantauan jangka pendek hingga menengah, agar gejala kerusakan progresif dapat segera ditangani,” jelas rektor.
Rektor menegaskan, keselamatan sivitas akademika dan warga kampus adalah prioritas utama. Unand akan terus bekerja sama dengan pihak berwenang dan publikasi hasil evaluasi akan dilakukan secara transparan kepada masyarakat.
“Kami akan melakukan pemulihan fasilitas serta memastikan kegiatan akademik tetap dapat berjalan dengan baik. Sivitas akademika dan warga kampus diimbau untuk tetap tenang, waspada, dan tidak terpancing informasi yang belum terverifikasi, serta selalu merujuk pada informasi resmi dari pihak universitas,” jelasnya.
Wakil Rektor II Hefrizal Handra menambahkan, bahwa pihak universitas telah menjalankan langkah-langkah preventif secara ketat sebelum terjadinya insiden kebakaran. Para dosen dan tenaga kependidikan secara rutin diimbau untuk memeriksa kembali ruang kerja masing-masing sebelum meninggalkannya, termasuk memastikan bahwa seluruh perangkat elektronik, lampu, dan kompor telah dipadamkan.
Di samping itu, petugas keamanan kampus aktif melakukan patroli rutin dan tetap siaga selama 24 jam. Setiap gedung juga telah dilengkapi dengan APAR (Alat Pemadam Api Ringan) dan mekanisme tanggap darurat lainnya.
Namun demikian, Hefrizal menyampaikan bahwa musibah adalah sesuatu yang kerap berada di luar kendali manusia, dan kejadian ini menjadi pengingat penting bagi semua pihak untuk terus memperkuat kewaspadaan serta sistem pencegahan risiko kebakaran.
“Saat ini, universitas tengah melakukan investigasi menyeluruh guna memastikan penyebab kejadian dan mengidentifikasi secara tepat sejauh mana dampak yang ditimbulkan, baik terhadap struktur bangunan maupun operasional kampus. Hasil investigasi ini akan menjadi dasar dalam pengambilan langkah-langkah pemulihan selanjutnya,” pungkasnya.
Untuk diketahui, kebakaran gedung Pascasarjana dan Laboratorium Gizi FKM Unand terjadi pada Kamis malam (8/5) sekitar pukul 20.15 WIB. Api pertama kali terlihat oleh marbot mushalla sesaat setelah shalat Isya dan langsung melaporkannya ke petugas keamanan kampus.
Kabid Ops Dinas Pemadam Kebakaran Kota Padang Rinaldi mengatakan dinas tersebut mengerahkan tujuh unit armada untuk memadamkan kobaran api. “Damkar mengerahkan tujuh unit armada dengan 80 personel untuk memadamkan kobaran api,” kata Rinaldi. (brm)














