Sepanjang periode tersebut, KAI berhasil menghemat penggunaan 30.394 rol kertas tiket, setara dengan penghematan pembelian kertas senilai Rp 455.917.143.
“Face recognition mendapat sambutan yang sangat baik dari masyarakat. Pada 2023, pengguna layanan ini tercatat sebanyak 2.922.780 penumpang, kemudian melonjak lebih dari dua kali lipat menjadi 7.141.649 penumpang pada 2024. Angka ini menunjukkan peningkatan kepercayaan pelanggan terhadap teknologi yang disediakan KAI,” ujar Anne.
Tahun ini, selama periode 1 Januari hingga 7 April 2025, sebanyak 2.685.469 pelanggan telah menggunakan sistem ini.
Dengan jumlah tersebut, KAI kembali mencatat penghematan 6.394 rol kertas tiket atau senilai Rp 95.909.607, sejalan dengan semangat efisiensi dan ramah lingkungan perusahaan.
“Sistem face recognition menjadi bentuk nyata komitmen KAI terhadap transformasi layanan berbasis digital dan ramah lingkungan. Inovasi ini hadir untuk menciptakan pengalaman perjalanan yang praktis, aman, serta mendukung keberlanjutan,” terangnya.
Saat ini, layanan face recognition telah tersedia di 21 stasiun di berbagai wilayah operasional KAI. Di Daop 1 Jakarta, tersedia di Stasiun Gambir, Pasar Senen, dan Bekasi. Di Daop 2 Bandung di Stasiun Bandung dan Kiaracondong, serta Daop 3 Cirebon di Stasiun Cirebon. (jpg)














