“Teh talua itu unik. Ia tidak menonjolkan rasa masing-masing bahan yang ada di dalamnya. Seperti kata pepatah Minangkabau, ‘Talua ndak bakato talua, asam ndak bakato asam, baitu pulo nan lainnyo.’ Artinya, dalam hidup kita belajar untuk saling menyesuaikan, tidak mendominasi, dan memadukan kelebihan masing-masing untuk menciptakan keharmonisan,” ungkap Bupati Benni Warlis sambil menikmati teh talua yang hangat.
Lebih lanjut, Bupati mengajak masyarakat untuk menghargai perbedaan dan menyadari bahwa kekuatan sejati terletak pada kebersamaan. Seperti halnya teh talua yang menyatukan berbagai rasa, setiap individu dalam masyarakat berkontribusi untuk menciptakan sebuah kesatuan yang lebih besar.
Dengan filosofi sederhana namun penuh makna ini, Bupati berharap semangat kebersamaan dan kolaborasi yang telah terjalin dapat semakin menguat, menjadikan Kabupaten Agam semakin maju dan sejahtera. (pry)















