Pola pikir Muslim Kaffah memandang dunia sebagai ladang akhirat. Menjadikan dakwah sebagai tanggung jawab. Mengutamakan ukhuwah islamiyah. Kritis terhadap sistem yang bertentangan dengan islam.
Selanjutnya, gaya hidup Muslim Kaffah selalu selaras dengan ajaran Islam, baik dalam ibadah, muamalah, maupun akhlak. Menjaga ibadah dengan konsisten, makan dan minum sesuai sunnah, menutup aurat dengan sempurna, memilih pergaulan yang baik, bekerja dan berbisnis sesuai islam, menjadikan rumah tangga sebagai benteng Islam dan berperan dalam perjuangan Islam
Di bulan Ramadhan, pola pikir dan gaya hidup mengalami perubahan yang cukup signifikan karena adanya ibadah puasa. Beberapa perubahan utama dalam pola pikir dan gaya hidup selama Ramadhan, di antaranya lebih sabar dan menahan diri, meningkatkan kesadaran spiritual, mengutamakan akhlak yang baik, rasa empati dan kepedulian sosial meningkat, berorientasi akhirat.
Begitu juga, gaya hidup di bulan Ramadhan juga akan berubah, seperti perubahan pola makan, mengatur waktu dengan lebih baik, mengurangi aktivitas duniawi yang berlebihan, lebih aktif dalam ibadah, lebih banyak bersedekah dan istirahat yang lebih teratur.
Kesimpulannya, puasa Ramadhan bukan sekadar menahan lapar dan dahaga, tetapi juga merupakan sarana pembentukan pola pikir dan gaya hidup seorang Muslim kaffah. Melalui puasa, seorang Muslim dilatih untuk lebih sabar, disiplin, bertakwa, dan peduli kepada sesama.
Dari segi pola pikir, puasa membentuk kesadaran bahwa kehidupan dunia hanyalah tempat beramal untuk akhirat. Seorang Muslim kaffah menjadikan syariat Islam sebagai pedoman utama dalam setiap aspek kehidupannya, baik dalam berpikir, bersikap, maupun bertindak.
Dari segi gaya hidup, puasa mengajarkan kedisiplinan, kesederhanaan, dan keutamaan ibadah. Seorang Muslim kaffah tidak hanya menjaga ibadah wajib, tetapi juga memperbanyak ibadah sunnah, menjaga pergaulan, memilih rezeki yang halal, serta membangun rumah tangga dan lingkungan yang islami.
Dengan demikian, puasa menjadi momentum yang tepat untuk mengembali kan dan memperkuat pola pikir serta gaya hidup yang kaffah dalam Islam. Jika nilai-nilai yang dilatih selama Ramadhan terus diterapkan setelahnya, maka seorang Muslim dapat menjadi pribadi yang lebih baik, tidak hanya dalam ibadah tetapi juga dalam kehidupan sosial dan perjuangan menegakkan nilai-nilai Islam. (*)













