Andree Algamar meÂlanÂjutkan, kebiasaan membuang-buang makanan yang paling banyak dia temukan yakni di acara pesta (baralek) dan rapat-rapat.
“Saya amati, sampah dari acara-acara pejabat seperti kita ini lebih banyak dari anak-anak TK. Kita lihat misalnya anak-anak TK saat kegiatan manasik haji di lapangan, mereka tidak meninggalkan sampah,” tuturnya.
Meskipun sampah plastik bukan penyumbang perÂsentase sampah terbesar di Padang, pihaknya tetap mengimbau untuk mengurangi pemakaian plastik sekali pakai.
Pemerintah Kota PaÂdang sendiri, kata Andree, sudah memulai langkah-langkah konkret dalam peÂnguÂrangan sampah plastik, terutama dalam kegiatan resmi pemerintahan. “Kami di kantor Balaikota sudah tidak lagi menggunakan kemasan plastik untuk konsumsi rapat,” imbuhnya.
Terakhir Andree meÂmaparkan, Pemerintah KoÂta Padang telah meluncurkan beberapa program dalam penanganan sampah di Kota Padang. Diantaranya Program Padang Bagoro, Padang Mamilah, dan Satu RW Satu Bank Sampah.
“Kami juga mengÂhaÂrapÂkan dukungan dari dunia pendidikan untuk penanganan sampah di Kota Padang. Seperti melalui integrasi kurikulum lingkungan, praktik lapangan dan proyek lingkungan, serta menjalin kemitraan dan kolaborasi dengan organisasi lingkungan,” pungkasnya.
Sementara, Asisten II Perekonomian dan Pembangunan Novrial mewakili Plt. Gubernur Sumbar, dalam kesempatan itu meÂngajak siswa untuk memÂbuÂdayakan cinta lingkungan, salah satunya dengan mengurangi penggunaan kendaraan pribadi.
“Tren anak-anak seÂkarang, laki-laki yang naik angkot lebih disukai wanita daripada yang menyetir kendaraan sendiri,” katanya.
Kepala SMA Negeri 1 Padang Syamsul Bahri meÂngaku bangga sekolahnya menjadi tuan rumah Talk Show Generasi Muda Pecinta Lingkungan Hidup.
“Kami juga mohon doa agar tahun 2024, SMA 1 menjadj utusan Kota PaÂdang dapat meraih posisi tiga besar dalam lomba UKS tingkat Provinsi Sumbar dan berkesempatan mewakili UKS Sumbar di tingkat nasional,” tandasnya. (brm)
















