Saat ini, telah dipasang dua unit kandang jebak di Jorong Taratak Baru dan Jorong Koto Tuo, Nagari Lubuk Malako. Tim terus memantau perkembangan situasi dan akan melakukan evaluasi secara berkala.
Konflik antara manusia dan satwa liar seperti beruang madu sering terjadi akibat perubahan habitat dan perambahan hutan. Oleh karena itu, penting bagi semua pihak untuk menjaga kelestarian alam dan hidup berdampingan secara harmonis dengan satwa liar.
Sebelumnya, Kepala Sub Bagian Tata Usaha BKSDA Sumbar Dian Indriati mengatakan pemasangan ini berawal dari laporan terkait seekor beÂruang menerkam ayam milik warga di Jorong TaÂratak Baru Nagari Lubuk Malako Kecamatan Sangir Jujuan Kabupaten Solok Selatan.
Ayam tersebut diambil dengan cara merusak dinÂding kandang, kejadian tersebut disaksikan pemiÂlik bernama Hamidi. “Pada Tanggal 27 Agustus 2024, Tim WRUÂ dan Wali Jorong Koto Tuo menerima laporan dari masyarakat tentang adanya gangguan Beruang yang memangsa ternak ayam,” kata Dian Indriati, Jumat (30/8).
Mendapat laporan tersebut, Tim WRU Balai KSDA Sumatera Barat (SumÂbar), Balai Taman Nasional Kerinci Seblat, Pemban Solok Selatan dan maÂsyarakat turun ke lokasi untuk penanganan. “Tim memberikan himbauan kepada masyarakat baik di Jorong Taratak Baru maupun Jorong Betung Nagari Lubuk Malako agar meÂningkatkan kewaspadaan selama Konflik terjadi,” katanya.
Di samping itu, tim meÂlakukan patroli bersama Wali Jorong dan masyaÂrakat yang bertujuan untuk pendampingan dan membuat masyarakat dapat merasa lebih tenang;
Tim WRU bersama Wali Nagari juga bersepakat melakukan pemasaÂngan kandang jebak di pinggir ladang sawit yang berdekatan dengan rumah dan kandang ayam tersebut. “Pemasangan kandang jebak dilakukan untuk menghindari terjadinya korban baik manusia maupun satwa Beruang madu. Diharapkan pemasangan ini juga dapat mengurangi rasa cemas dan kekhawaÂtiran masyarakat,” kata Dian. (ped/rel)














