PDG.PARIAMAN, METRO – Kepala Pelaksana BPBD Padangpariaman, Budi Mulya menyatakan menekan abrasi pantai di Pantai Padangpariaman, karena abrasi telah mengacam perkampungan penduduk, pemkab dalam waktu dekat akan menambah batu grib.
”Karena itu, kita sekarang sedang mengupayakan menambah grib atau batu pemecah ombak di kawasan pantai seperti di Kecamatan Ulakan Tapakis untuk mencegah abrasi pantai di kawasan itu,” kata Budi Mulya, kemarin.
Katanya, dalam 10 hari ini saja dampak abrasi cukup parah, jika tidak segera dipasang grib akan bertambah parah. Apalagi di Pasir Baru Sungai Limau juga telah terjadi abrasi.
”Pihaknya tidak mungkin lagi mengharapkan bantuan dari pemerintah pusat karena kondisi yang mendesak, sedangkan pembahasan APBN 2019 juga hampir selesai. Meski begitu kita tetap mengusahakan ke pemerintah pusat atau provinsi,” ungkapnya.
Oleh karena itu pihaknya akan mengupayakan dialokasikan anggarannya pada APBD sebesar Rp 5 miliar pada 2019. Apabila grip ini tidak segera dibangun kemungkinan besar air laut akan sampai di jalan alternatif yang menghubungkan Kota Padang ke Pariaman via Ulakan dan Makam Syekh Burhanuddin karena kuatnya gelombang.
Saat ini sedang dilakukan pembangunan tiga lokasi batu grib di daerah itu, namun jumlah itu belum mencukupi untuk melindungi kawasan Pantai Cagar Budaya Syekh Burhanuddin dari gelombang laut.
Sebelumnya Pemerintah Kabupaten Padangpariaman membutuhkan 12 grib guna mengatasi abrasi yang mengancam warga dan kawasan Cagar Budaya Syekh Burhanuddin di Kecamatan Ulakan Tapakis yang terjadi semenjak beberapa tahun lalu.
Sementara itu, Wakil Bupati Padangpariaman Suhatri Bur menyatakan tahun ini Pemkab Padangpariaman hanya mampu membangun tiga grip dengan dana sekitar Rp 3 miliar.
“Batu pemecah ombak tersebut sedang dalam pembangunan yang mana jarak masing-masing grib 50 meter. Untuk menahan ombak di sepanjang pesisir pantai pihaknya membutuhkan sembilan grib, sehingga kawasan tersebut tidak lagi digerus gelombang di Pantai Ulakan Tapakis ini,” tambahnya. (efa)