AIEPACAH, METRO–Pemerintah Kota Padang belum berencana memberikan rekomendasi untuk meliburkan aktivitas pendidikan belajar mengajar di sekolah terkait kabut asap kiriman, dampak dari kebakaran lahan dan hutan di provinsi tetangga Sumbar.
“Sampai Minggu (1/10) pagi, kualitas udara masih kategori sedang atau belum begitu berbahaya terhadap kesehatan masyarakat, termasuk anak-anak,” kata Wako Padang Hendri Septa, usai upacara peringatan Hari Kesaktian Pancasila, Minggu (1/10) di kantor Balaikota, Aiepacah.
Kemarin, kualitas udara di Padang berdasarkan Indeks Standar Pencemar Udara (ISPU) melalui Peralatan Air Quality Monitoring System (AQMS), pukul 05:00, SPU bernilai 86 (kategori sedang) untuk parameter debu ukuran 2,5 mikrometer. Nilai ISPU ini naik 30 angka sejak 11 hari yang lalu dimana saat itu status ISPU masih berkategori baik.
Sedangkan untuk beberapa daerah, seperti Kota Jambi, Pekanbaru, Dumai, Kabupaten Siak, Tanjabtim, masih berstatus ISPU tidak sehat dan Kota Palembang & Kabupaten Ogan Ilir berstatus ISPU berbahaya.
Sementara arah angin di wilayah Sumatera masih cenderung bergerak dari arah Tenggara ke Barat Laut dan Timur Laut. Masyarakat diharapkan melakukan tindakan pencegahan berupa penggunaan masker yang dapat menyaring partikel debu ukuran 2,5 mikrometer, seperti masker bedah atau masker berstandar N95 / KN95 / KF9
Menurut wako dengan kondisi ISPU itu, maka Pemko belum memutuskan untuk meliburkan proses belajar mengajar peserta didik di sekolah. “Jika nanti membahayakan kita akan segera membuat aturan terhadap proses belajar mengajar mengajar dan apa yang harus dilakukan oleh masyarakat Kota Padang,” ungkap wako.
Dia mengakui sejak sepekan terakhir, Kota Padang diselimuti oleh kabut asap. Kondisi itu diperparah dengan hujan yang tak kunjung turun sejak satu pekan ini. Meski demikian, hasil pantauan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) setiap harinya, kualitas udara masih dalam tahap aman, dan tidak terlalu membahayakan terhadap pernafasan.