Dikatakannya, kurangnya pengetahuan dan pemahaman masyarakat tentang stunting dan dampak negatif yang akan timbul dari stunting merupakan salah satu penyebab bertambahnya kejadian stunting di Kabupaten Padang Pariaman. kurangnya pengetahuan masyarakat tentunya akan menjadi kendala dalam mencegah kejadian dini stunting.
Kegiatan pelatihan ini didukung oleh anggota pengabdian Dr Yessy Aprihatin.SKM.M.MKes dari Departemen Keperawatan, Suci Rahmanio dari Departemen Psikologi dan bersama 4 orang mahasiswa Keperawatan Putri, Randy, Aldo dan Panji.
Sejalan dengan itu Wali Nagari Balah Ilia melalui Sekretaris Nagari Rahmanul Hidayat menyampaikan bahwa Nagari Balah Hilia Lubuk Alung dilakukan pelatihan kader kesehatan bekerjasama dengan Dosen Fakultas Psikologi dan Kesehatan UNP dalam bentuk pengabdian dosen pada masyarakat. Dengan lahirnya Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 72 Tahun 2021 menjadi dasar dalam Percepatan Penurunan Stunting.
“Perpres ini juga memperkuat penerapan Strategi Nagari dalam Percepatan Penurunan Stunting tahun 2023 yang bertujuan untuk menurunkan prevalensi stunting, meningkatkan kualitas penyiapan kehidupan berkeluarga, menjamin pemenuhan asupan gizi, memperbaiki pola asuh, meningkatkan akses dan mutu pelayanan kesehatan serta meningkatkan akses air minum dan sanitasi,” ungkapnya.
Ia mengatakan, percepatan penurunan stunting harus dilaksanakan secara holistik, integratif, dan berkualitas melalui koordinasi, sinergi, dan sinkronisasi di antara nagari bersama pemerintah daerah provinsi, pemerintah daerah kabupaten, dan pemangku kepentingan.
Ditingkat nagari telah melaksanakan posyandu balita dengan mengedukasi ibu hamil dan menyusui tentang bagaimana cara mengetahui penyebab anak menjadi Stunting, memenuhi asupan gizi murah baik secara mandiri maupun pemberian makan tambahan (PMT) yang disediakan di setiap dilaksanakannya posyandu dan bagaimana menghadapi 1000 HPK pada anak dibawah binaan bidan desa Titik Sri Rahayu. “Mudah mudahan kegiatan pelatihan kader ini berjalan dengan baik dan lancar, kami berharap pada ibu dosen agar kegiatan dan kerjasama ini tetap berlanjut kedepannya sehingga masyarakat juga mendapatkan pemahaman yang lebih baik tentang pencegahan dini stunting,” pungkasnya. (ozi)




















