SAWAHAN, METRO–Dinas Sosial (Dinsos) Kota Padang “angkat tangan” dengan penanganan orang gila yang berkeliaran di kawasan Kota Padang. Alasannya, anggaran sudah habis.
Ketua Komisi IV DPRD Kota Padang, Azwar Siry menilai, meski Dinsos sudah kehabisan dana dalam pengurusan orang gila, namun ia tetap meminta Dinsos tidak lepas tangan begitu saja.
“Jangan karena dana habis, mereka dilepas begitu saja. Dinas Sosial mesti carikan solusi terbaik dalam masalah ini,” ujar kader Demokrat ini, Rabu (9/11).
Ia mengatakan, jika dibiarkan orang gila berkeliaran di lokasi keramaian seperti kantor, pasar dan jalan raya, masalah baru akan muncul dan masyarakat risih jadinya. Apalagi jika orang gila membuat kegaduhan.
“Kita minta hal ini diprioritaskan Pemko Padang, agar keamanan kota terwujud dan kepanikan warga tak muncul,” ucapnya.
Ia menyampaikan, sementara waktu tempatkan saja orang gila di Mako Satpol Pp atau lokasi yang aman. Supaya kegaduhan tak timbul dan Padang aman dan tentram. “Kita juga menyarankan Satpol Pp ikut ambil andil dalam hal pengawasan. Jika orang gila berbuat onar, amankan saja langsung. Tak hanya itu, gepeng, anjal dan pengamen juga harus ditertibkan. Sebab, mereka mengganggu ketertiban umum dan ketentraman masyarakat,”paparnya.
Untuk diketahui, terbatasnya anggaran, membuat Dinsos Kota Padang, sejak awal November 2021 ini tak lagi melakukan penjangkauan pada orang gila (orgil) yang berkeliaran di Kota Padang. Kepala Dinas Sosial Kota Padang, Afriadi didampingi Kasi Jaminan Sosial Keluarga, Nurlaili, menjelaskan
dari Januari sampai Oktober, jumlah orang gila yang telah dijangkau dan diobat ke rumah sakit HB Saanin adalah sebanyak 80 orang.
Jumlah itu hampir menyerupai angka setahun sebelumnya. Yang mana pada tahun 2020 lalu jumlah orang gila dari awal Januari sampai Desember adalah sebanyak 87 orang.
Selama imi, kata Nurlaini, semua orang gila yang telah dijangkau itu, diobati dan dibiayai dengan APBD Padang. Tapi karena sekarang dananya sudah habis, terpaksa petugas tidak lagi melalukan penjangkauan sampai ada anggaran lagi. Kalaupun ada orang gila, diserahkan pada pihak keluarga untuk mengobatinya.
“Pihak keluarga kan bisa pakai BPJS,” katanya.
Untuk tahun 2022 nanti diperkirakan, anggaran untuk pengobatan orang gila ini diprediksi juga akan berkurang. “Berkemungkinan berkurang lagi,” tandasnya. (ade)