PADANG, METRO
Anggota Komisi VI Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI) dari Fraksi Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) asal Sumatera Barat (Sumbar), Andre Rosiade mengatakan, sektor Energi Baru Terbarukan (EBT) di Indoensia memiliki peluang yang sangat menjanjikan.
Hal tersebut disampaikan Andre Rosiade dalam sosialisasi bertajuk ‘Peran Pertamina Geothermal Energy (PGEO) dalam Proses Energi Bersih dan Keberlanjutan 2023’ di Kota Padang, Sumatera Barat (Sumbar), Selasa (31/10/2023) sore.
“Indonesia memiliki sumber daya melimpah dan di sisi lain kebutuhan energi di masa akan datang akan terus meningkat,” kata Andre Rosiade dalam sambutannya.
Berdasarkan data dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), katanya, Indonesia memiliki potensi 48,3 gigawatt dari sumber daya solar, hidro, bio energi, angin, panas bumi dan lautan.
“Di sisi lain pemerintah memberikan dukungan melalui berbagai kebijakan yang berpihak kepada sektor EBT, seperti kebijakan bauran energi baru terbarukan, kebijakan nilai ekonomi karbon, prospek yang begitu menjanjikan pada sektor EBT dan masih rendahnya sumber daya merupakan peluang di masa depan,” kata Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Partai Gerindra Sumbar tersebut.
Andre Rosiade berharap, energi baru terbarukan dapat berkontribusi pada target penurunan emisi gas rumah kaca melalui penyediaan sumber energi listrik yang bersih dan ramah lingkungan.
“Di sinilah, kita harapkan PGEO bisa menjalankan perannya secara optimal di tengah perubahan iklim yang saat ini hangat diperbincangkan. Terbatasnya anggaran pada sektor EBT tentu menjadi sebuah tantangan tersendiri,” katanya.
Secara umum, kata Ketua Harian Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Ikatan Keluarga Minang (IKM) itu, tantangan yang dihadapi oleh sektor EBT adalah terkait belum efisiensinya teknologi yang digunakan dan kurangnya minat lembaga keuangan untuk berinvestasi di sektor EBT.
“(Penyebabnya) karena resikonya yang tinggi sehingga pembiayaan menjadi berbunga tinggi dan keterbatasan kemampuan industri dalam negeri, khususnya di bidang teknologi,” katanya.
Di tengah sejumlah tantangan tersebut, sebagai Anggota Komisi VI DPR RI, Andre Rosiade mendukung penuh PGEO untuk terus berkembang.
“Sehingga nantinya kuta dapat memiliki energi yang baik untuk lingkungan. Kami menyambut baik adanya sosialisasi peran PGEO dalam proses transisi energi bersih dan keberlanjutan,” katanya.
Sementara itu, Akademisi dari Universitas Andalas, Dr Feri Arlius mengatakan, Energi Baru Terbarukan atau EBT di Indonesia berupa panas bumi dan tenaga surya di Indonesia sangat berpotensi besar untuk dikembangkan.
“Ke depan itu kita memang harus lebih banyak lagi mengembangkan energi alternatif tadi, energi fosil itu di Indonesia itu semakin berkurang,” katanya.
Penggunaan energi fosil, katanya, juga memberi dampak buruk ke lingkungan, seperti pencemaran air, udara dan laut. “Ada dua hal kekurangan dampak jeleknya terhadap lingkungan. Sementara energi alternatif bisa menjawab kedua masalah tadi dan sumber dayanya juga sangat banyak di Indonesia,” katanya.
“Tinggal bagaimana riset ke depannya untuk mendapatkan teknologi yang dapat mengolah energi alternatif ini menjadi layak secara ekonomi, karena jika tak layak secara ekonomi susah juga mengembangkannya,” sambungnya.