PADANG, METRO – Dinas Kesehatan Sumbar mengindikasikan 61 perempuan mengidap kanker serviks atau mulut rahim. Angka ini diperoleh saat OPD tersebut melakukan pemeriksaan kanker serviks berdasarkan estimasi 37.793 perempuan usia 30 hingga 50 tahun pada periode Januari-Desember 2018.
”Pada Januari hingga Desember 2018 terdeteksi 61 orang penderita kanker serviks. Metode pemeriksaannya menggunakan Inspeksi Visual Asam Asetat (IVA) secara gratis di puskesmas di kabupaten/kota Sumbar pada 2018 lalu,” Kepala Dinas Kesehatan Sumbar, Merry Yuliesday, Senin (18/3) saat dihubungi POSMETRO.
Ia menjelaskan, capaian tertinggi pemeriksaan IVA dicapai oleh Kabupaten Solok yaitu, 5.659 jumlah perempuan yang diperiksa atau 28 persen dari target yang ditetapkan. Diikuti Kota Padang 5.645 atau 11 persen, dan Kabupaten Solok Selatan menempati urutan ketiga yaitu, 3.763 atau 38 persen dengan jumlah penduduk perempuan usia 30 hingga 50 tahun sebanyak 24.891 jiwa.
Selanjutnya, Tanahdatar yaitu, 3.385 jumlah yang diperiksa atau 18 persen, Pasaman sebanyak 3.338 atau 24 persen, Kota Payakumbuh 2.641 atau 34 persen Kota Solok 2.489 atau 67 persen. Kemudian, Agam 1.812 atau 7 persen, Pasaman Barat 1.695 atau 4 persen, Limapuluh Kota 1.685 atau 8 persen, dan Padangpariaman 1.575 atau 7 persen.
Berikutnya, Pesisir Selatan dengan jumlah perempuan yang diperiksa sebanyak 966 atau 2 persen, Dharmasraya sebanyak 877 atau 6 persen, Sawahlunto 776 atau 21 persen, Kepulauan Mentawai 731 atau 17 persen, Bukittinggi 568 atau 8 persen, Sijunjung 512 atau 4 persen, Pariaman 315 atau 7 persen, Padangpanjang 311 atau 6 persen.
Merry menambahkan, sementara angka IVA positif yang tertinggi adalah di Padang yaitu, 184 orang, diikuti oleh Kepulauan Mentawai 36 orang, Kabupaten Solok menempati peringkat ketiga yaitu, 27 orang. Sementara peringkat keempat berada di Sijunjung 19 orang, dan kelima Limapuluh Kota sebanyak 14 orang.
Merry juga mengatakan, Dinas Kesehatan Sumbar telah melakukan berbagai upaya diantaranya sebanyak 171 dari 275 puskesmas sudah dilatih IVA baik dengan dana Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN), Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) maupun dari BPJS Kesehatan. “Pemeriksaan IVA ini dilakukan secara rutin di semua puskesmas yang terlatih IVA dengan didukung oleh berbagai aksi. Tentu, kita berharap semakin banyak wanita yang diperiksa IVA,” kata Merry.
Dalam pemeriksaan lanjutan kepada para pasien, Merry menyebut, hampir sebagian penyakit kanker ditemukan pada kondisi yang sudah masuk stadium lanjut. Sehingga angka kesembuhan dan angka harapan hidup pasien kanker belum seperti yang diharapkan, meskipun tata laksana kanker telah berkembang dengan pesat.
Untuk pencegah semakin berkembangnya pengidap kanker serviks, Merry menuturkan, Puskesmas sudah mempersiapkan 40 peralatan krioterapi yang memadai serta sebanyak 172 dokter dan 237 bidan yang terlatih. Bahkan, menurut dia, dengan adanya tenaga terlatih, diharapkan dapat menurunkan angka pengidap kanker serviks di Sumbar.
“Saat ini kita sudah ada 40 fasilitas kesehatan. Oleh karena itu, kita minta bagi yang sudah mengidap penyakit ini pada tingkat awal, sebaiknya mengobati penyakit tersebut ke puskesmas maupun rumah sakit,” kata Merry.
Untuk itu, Merry mengimbau, kepada perempuan yang aktif secara seksual dan berusia 25-49 tahun supaya diperiksa setiap tiga tahun sekali. Sedangkan wanita berusia 50-64 tahun dapat diperiksa setiap lima tahun sekali. Sebab, penyakit ini disebabkan oleh human papillomavirus atau HPV.
“Yang paling berbahaya adalah HPV 16 dan HPV 18. Kedua jenis virus ini lah yang menyebabkan 70 persen kasus kanker serviks,” pungkas Merry. (mil)