PASBAR, METRO–Menindaklanjuti aksi ke-6 konvergensi stunting, Pemerintah Kabupaten Pasaman Barat berkolaborasi dengan Tanoto Foundation melakukan pelatihan terkait sistem manajemen data dalam upaya percepatan penurunan angka stunting. Lokakarya Aksi 6 Manajemen Data Pengetahuan tersebut dibuka langsung oleh Wakil Bupati Risnawanto selaku Ketua Tim Percepatan Penurunan Angka Stunting (TPPS) Pasbar, pada Rabu (15/11) di Aula Bappelitbangda Pasbar.
Lokakarya turut dihadiri oleh perwakilan dari Tanoto Foundation dan Yayasan Cipta, narasumber dari Satgas Percepatan Penurunan Stunting Sumatera Barat, Kemenag, para OPD, serta stakeholder terkait lainnya.
Dalam kesempatan tersebut Wabup Risnawanto menyampaikan bahwa target percepatan penurunan angka stunting di tahun 2024 mendatang adalah 14 persen. Ia berharap kolaborasi yang dilakukan Pemkab Pasbar dengan Tanoto Foundation dan Yayasan Cipta dapat menyukseskan penurunan angka stunting di Kabupaten Pasaman Barat sesuai target.
“Dengan diadakannya kegiatan lokakarya pada hari ini diharapkan dapat menyukseskan penurunan percepatan angka stunting sebagaimana yang ditargetkan di tahun 2024 senilai 14 persen. Pemerintah Daerah bersama Tanoto Foundation dan Yayasan Cipta selalu bekerja sama kurang lebih 3 tahun dalam rangka percepatan penurunan angka stunting di daerah Kabupaten Pasaman Barat,” ucapnya.
Wabup Risnawanto menegaskan bahwa stunting bukan hanya masalah kesehatan saja, namun juga termasuk masalah ekonomi, sosial, budaya, serta pola asuh masyarakat yang kurang tepat. Pemda Pasbar terus melakukan kolaborasi bersama perusahan yang ada di Pasbar. Kolaborasi guna mempercepat penanggulangan kemiskinan, penurunan stunting dan penghapusan kemiskinan ekstrem itu dilakukan dengan sejumlah perusahaan yang ada di Pasaman Barat untuk mencapai target penyelesaian target kemiskinan pada angka 6,65 persen, angka prevalensi stunting menjadi 14,00 persen dan penghapusan kemiskinan ekstrem menjadi 0,00 persen pada tahun 2024.
“Oleh karena itu, perlu adanya kerja sama antara pemerintah daerah dengan perusahaan, terutama di daerah perusahaan tersebut beroperasional. Stunting dan kemiskinan ekstrem menjadi target pemerintah pusat yang harus diturunkan. Kami dan bupati langsung ke perusahaan-perusahaan tersebut dalam rangka menyampaikan dan mensosialisasikan apa itu stunting dan kemiskinan ekstrem. Karena banyak sekali perusahaan-perusahaan yang belum tahu apa itu stunting dan kemiskinan ekstrem terutama perusahaan perkebunan swasta di Pasbar. Sehingga CSR perusahaan mereka terfokus pada penurunan angka stunting dan kemiskinan ekstrem di tahun 2024. Seperti di Kecamatan Kinali berdasarkan hasil pendataan terdapat 12 perusahaan swasta dan 85 anak masuk dalam data stunting di kecamatan tersebut, total anggaran yang dibutuhkan telah terdaftar di Bappelitbangda Pasbar dan akan dibagi kepada 12 perusahaan yang ada di Kecamatan Kinali,” katanya.
Komentar